twitter


Aku merindukanmu.
Aku tahu kamu pernah sangat menyakitiku.
Namun terkadang, aku benci diriku sendiri yang selalu percaya bahwa kamu selalu mencintaiku.
Aku bingung harus berbuat apa untuk hatiku.
Aku rindu kamu.
Rindu bersamamu.
Rindu bercanda denganmu.
Tapi aku tak punya dukungan untuk terus denganmu.
Aku kacau karena terus merindukanmu tanpa bisa bicara dan menjamahmu.
Aku tersiksa dalam diam.
Aku ingin memberimu tanda, tapi aku takut terluka.


Tidakkah kau merindukanku?
Setiap kubuka jendela handphoneku, 
Tidak ada satupun tanda darimu.
Sekali lagi, ah tidak,berkali-kali aku memang harus tau diri.
Aku memang tak berarti bagimu.
Karena itu, aku benci merindukanmu. 

~anna_sinj~


Karena sudah kehabisan kepercayaan, aku tak bisa lagi membelamu, bahkan hatiku.
And then, what should I do?
Ketika perjuanganku kesekian kalinya mempercayaimu di ambang batas.
Tidakkah kamu berjuang mendapatkan hatiku lagi?
apa memang aku saja yang merasa berarti dimatamu,
atau bahkan kenyataannya kehadiranku semu bagimu, tidak berarti apa-apa.
Katakan! meskipun rasaku harus dibanting dan pecah.
karena aku tau itu konsekuensiku, sebagai manusia berperasaan.

~anna_sinj~


Masihkah kau dapat dipercaya?
Masihkah kau menghargaiku?
Masihkah kau setia?
Masihkah kau menganggapku?
Masihkah kau cinta padaku?
Masihkah kau berpikir aku lah satu satunya?
Jika jawabanmu MASIH!
Apa sudah kau tinggalkan mereka? Mereka perkara perkara yang membuatku enggan, membuatku sakit?
Seperti apa inginmu jika aku masih kau suruh tetap tinggal tapi kau belum juga enggan meninggalkan mereka!


Meski rasa sakit itu masih menggebu
Meracuni otak dan hatiku
Tapi tak bisa dipungkiri,
Perasaan itu,
Rinduuu, sayaaang jelas masih ada disini, dihatiku.
Aku kangen kamu a'
Aa'.....
Aku tidak berdaya, ketika sakit dan rindu berperang dalam hati
Yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbi 'ala dinik


Aku tidak tahu pasti
Aku hanya berusaha beradaptasi
Entah aku harus menjalani sesuatu yang baru dan serba baru
Ataukah aku memang ditakdirkan tenggelam denganmu
Entah posisi apa yang kau duduki sekarang dihatiku, meskipun hati merindumu, logikaku tetap berontak jika ingat hal itu
Meskipun aku tak lagi kesepian, tetapi untuk berada dalam keramaian itu aku sangat berusaha keras
Berusaha tersenyum, berusaha berucap welcome
Sampai kini pertanyaan ini masih menghantuiku, SETEGA ITUKAH KAMU?


Aku memang percaya cintamu untukku
Aku memang percaya tempatmu kembali hanya aku
Tapi kenapa dengan gampangnya kamu bermain cinta dengan yang lain meski pada akhirnya kembali kepadaku, meski satu2nya yang kamu ceritakan pada orang tuamu hanya aku
Kamu pikir aku bisa memaafkanmu lagi? Kamu pikir aku bisa menerimamu lagi? Kamu pikir di masa lalu dimana aku bisa menerimamu lagi, kini ketika kamu berulah yang sama aku menerimamu lagi?
Bodoh! Aku memang bodoh! Selalu percaya kamu. Selalu menerima kamu. Selalu memaafkan kamu.
Ini parah, kali ini parah.
Cukup, cukup sampai disini.
Aku hanya berdo'a, aku tidak lagi terlena bualanmu, tidak kalah dengan cintaku.
Aku ingin berhenti, menghentikan cinta yang pernah tumbuh subur untukmu.
Aku hanya perlu merangkak hingga aku bisa berdiri tegak tanpamu.